Ketika Doa dan Angka Bertemu di Layar
Seorang teman saya, sebut saja Rudi, punya kebiasaan aneh tiap kali kalender masuk bulan Muharram. Bukan, dia bukan jenis yang khusyuk mempersiapkan puasa Tasu'a atau Asyura. Justru sebaliknya, dia sibuk menyetel ponselnya, berselimut di kamar, lalu mulai menarik napas digitalnya di Mahjong Ways 2.
Kalau lagi tahun baru Islam, hoki biasanya naik. Apalagi kalau scatter hitam nongol di awal, katanya sambil menyeruput kopi sachet. Entah sudah berapa kali dia bilang itu, tapi setiap kali ada kejadian serupa, ekspresinya tetap seperti baru pertama kali melihat.
Ada kepercayaan yang beredar samar di kalangan penggemar Mahjong Ways 2, entah asalnya dari mana. Katanya, di hari pertama 1 Muharram, energi spiritual positif sedang numpuk. Doa tahun baru Islam, terutama yang dibacakan sebelum matahari terbit, bisa memperhalus jalur rejeki. Lalu entah bagaimana, jalur itu menyelusup masuk ke pola kombinasi layar permainan. Di situlah muncul istilah yang makin sering disebut: skema gacor.
Scatter Hitam dan Harapan di Balik Layar
Kalau Anda pernah menatap layar Mahjong Ways 2 cukup lama, pasti tahu rasanya menunggu scatter hitam muncul. Biasanya butuh sabar, kadang juga cemas. Tapi saat hari itu datang ketika simbol-simbol berderet serasi lalu scatter hitam muncul begitu saja suasana bisa berubah. Ada semacam sunyi meriah.
Kayak dapat salam dari langit, celetuk Rudi.
Bagi sebagian orang, ini cuma kebetulan. Tapi buat yang percaya skema gacor muncul tak jauh dari doa, hari-hari seperti 1 Muharram punya makna lebih dari sekadar pergantian tahun. Ada nuansa spiritual tipis yang menyelip di balik layar penuh ubin emas dan huruf mandarin itu.
Bahkan ada yang menyebut, pola gacor di awal tahun Islam bukan sekadar kombinasi, tapi bentuk lain dari rejeki yang turun pelan-pelan. Kadang hadir dalam bentuk scatter hitam, kadang hanya angka yang nyaris tak berarti tapi cukup bikin saldo bertahan.
Tahun Baru Islam: Antara Hikmah dan Harapan Instan
Menariknya, fenomena ini lebih dari sekadar layar dan angka. Ia menyentuh cara orang menaruh harapan pada waktu-waktu sakral. Seperti tahun baru Masehi dengan resolusinya, 1 Muharram juga tak kalah penuh harapan. Bedanya, di sini ada unsur ritual. Doa khusus. Kadang juga air putih yang ditaruh di bawah bantal.
Sementara sebagian umat memaknai momen ini dengan tafakur dan hijrah batin, sebagian lainnya dengan enteng tapi tak main-main menaruh harapannya pada Mahjong Ways 2. Bukan soal menang besar atau jadi kaya mendadak, tapi sekadar agar tahun ini lebih ringan, sedikit beruntung, dan kalau bisa, tak selalu sial.
Kita bisa menertawakannya, tentu. Tapi saya rasa itu tak jauh beda dari orang yang berharap gajinya naik karena pas awal tahun. Bedanya cuma alatnya. Yang satu lewat doa panjang dan rapat, yang lain lewat skema gacor yang diam-diam dipantau sambil rebahan.
Saat Spiritual dan Digital Bertabrakan
Mahjong Ways 2 mungkin cuma permainan buat banyak orang, tapi untuk sebagian lainnya, itu bisa jadi jendela kecil untuk menyalurkan harapan. Saat scatter hitam muncul, itu bukan sekadar simbol. Kadang itu jadi penanda bahwa semesta setidaknya di kepala mereka sedang membuka pintu.
Tahun Baru Islam 1447 H datang dengan segala nuansa dan doa yang menyertainya. Di masjid, orang-orang membaca doa awal tahun dengan suara serempak. Di kamar kecil berlampu redup, Rudi mungkin sedang mengamati layar, menunggu ubin-ubin itu berbaris seperti harapannya.
Rejeki memang tak selalu datang lewat cara yang kita duga. Kadang ia mampir lewat amplop lebaran yang telat, kadang lewat nasi kotak tak terduga. Tapi tak menutup kemungkinan, ia juga datang dalam bentuk scatter hitam, muncul diam-diam saat doa tadi pagi masih hangat di langit.